Minggu, 20 Januari 2019

ANALISIS “APAKAH GEMPA LOMBOK DAPAT MENYEBABKAN GUNUNG DI SEKITARNYA MELETUS?” MENGGUNAKAN DATA KONDISI GUNUNG API


Disklaimer: Tulisan ini dibuat hanya untuk berbagi pengetahuan berdasarkan apa yang saya tangkap dari salah satu kuliah di kampus saya, dan beberapa sumber lain yang telah saya tampilkan pula di akhir tulisan ini, dan bukanlah murni hasil permikiran saya,. Apabila ada kesalahan, saya mohon maaf dan silakan email ke annalyce75@gmail.com untuk memberikan masukan dan informasi yang lebih tepat. Terima kasih. Selamat membaca.

ANALISIS “APAKAH GEMPA LOMBOK DAPAT MENYEBABKAN GUNUNG DI SEKITARNYA MELETUS?” MENGGUNAKAN DATA KONDISI GUNUNG API


Disusun pada November 2018 oleh Annalyce S. A.


ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali gunung api dan sering disebut sebagai ring of fire. Gunung api dapat menjadi kekayaan sekaligus sumber bencana bagi negara. Beberapa gunung di Indonesia dikenal dengan letusannya yang sangat berbahaya. Erupsi terjadi ketika magma dari perut bumi meluap ke permukaan. Selain memiliki banyak gunung api, Indonesia juga sering mengalami gempa bumi. Pada Juli-Agustus 2018, terjadi gempa bumi yang cukup intens di daerah Lombok. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah Gempa Lombok dapat menyebabkan gunung di sekitarnya meletus? Makalah ini bertujuan membahas pertanyaan tersebut berdasarkan data kondisi gunung terkini. Dari data yang diperoleh, dapat dikatakan Gempa Lombok tidak menyebabkan secara langsung gunung di sekitarnya meletus, namun dapat menjadi pemicunya.

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak gunung api karena geografis Indonesia yang terletak di antara pertemuan banyak lempeng Bumi. Beberapa gunung api di Indonesia juga dikenal akan keganasan erupsinya. Pada tahun 1815, terjadi erupsi besar Gunung Tambora yang berdampak pada iklim belahan bumi utara dan menelan lebih dari 80.000 jiwa[1].

Bahaya Erupsi Gunung Api
Erupsi gunung api dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan. Bahaya gunung api terdiri dari bahaya primer yang terjadi langsung saat gunung erupsi dan bahaya sekunder yang terjadi setelah erupsi gunung api[2]. Berikut merupakan bahaya primer dari erupsi gunung api:
1.      Leleran lava :
Lava adalah magma yang berhasil mencapai permukaan bumi. Lava yang mengalir sangat panas dan pekat.
2.      Aliran piroklastik (awan panas) :
Aliran awan panas cenderung mengalir ke daerah yang rendah dengan pergerakan yang cepat (mencapai 150-250 km/jam) dan jangkauan yang jauh (mencapai puluhan kilometer).
3.      Jatuhan piroklastik (hujan abu) :
Jjatuhan piroklastik terjadi apabila letusan gunung api menghasilkan tiang asap yang tinggi, sehingga ketika energinya habis, abu akan menyebar dan jatuh ke permukaan bumi. Jangkauan hujan abu bergantung pada kecepatan dan arah angin yang terjadi.
4.      Lahar letusan :
Lahar letusan terjadi ketika volume air kawah cukup besar, sehingga ketika terjadi letusan akan terjadi aliran lumpur panas.
5.      Gas beracun :
Gas beracun yang dapat muncul berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2, dll.
Sedangkan bahaya sekunder dari erupsi gunung api dapat berupa :
1.      Lahar hujan :
Lahar hujan merupakan aliran lahar dingin yang telah mengendap di puncak dan lereng gunung.
2.      Banjir bandang :
Banjir ini terjadi karena adanya longsoran material vulkanik lama di lereng gunung.
3.      Longsoran vulkanik :
Longsoran vulkanik merupakan longsor yang terjadi pada tubuh gunung api.

Tipe-tipe Gunung Api di Indonesia

Tabe1. Sebaran tipe gunung api di Indonesia[2].
Daerah
Tipe A
Tipe B
Tipe C
Jumlah
Sumatera
13
12
6
21
Jawa
21
9
5
35
Bali
2
0
0
2
Lombok
1
0
0
1
Sumbawa
2
0
0
2
Flores
16
3
5
24
Laut banda
8
1
0
9
Sulawesi
6
2
5
13
Kep. Sangihe
5
0
0
5
Halmahera
5
2
0
7

Gambar 1. Bagian-bagian gunung api[2].

Bagian-bagian utama gunung api terdiri dari dapur magma, pipa kepundan yang merupakan jalur keluarnya magma, dan kawah yang merupakan pintu keluar utama bagi magma.

Penyebab Gunung Api Meletus
Erupsi terjadi karena adanya peningkatan volume magma di dalam dapur magma. Berikut merupakan beberapa penyebab meluapnya magma gunung api ke permukaan berdasarkan tempat terjadinya aktivitas penyebabnya[3]:
1.      Proses di bawah dapur magma
Erupsi akibat akivitas di bawah dapur magma biasanya terjadi pada gunung api yang memiliki lebih dari satu kantong magma. Ketika magma di kantong/dapur magma yang lebih bawah (misal kantong B) meningkat hingga melebihi kapasitas kantong tersebut, maka magma akan naik ke kantong magma di atasnya (kantong A). Apabila kantong A dalam keadaan penuh, kemudian volumenya bertambah oleh magma dari kantong B maka magma akan meluap ke permukaan.
2.      Proses di dalam dapur magma
Apabila terjadi penurunan temperatur di dalam kantong magma, maka akan terjadi pengkristalan magma. Magma yang mengkristal terlebih dahulu adalah magma di lapisan teratas. Magma yang mengkristal memiliki massa jenis yang lebih besar, sehingga magma di bawahnya yang belum mengkristal akan naik ke bagian lebih atas. Hal ini menyebabkan tekanan di dalam kantong magma meningkat dan terjadilah letusan.
Hal lain yang dapat menyebabkan erupsi adalah runtuhnya dinding di sekitar dapur magma sehingga terjadi luapan magma yang mengakibatkan terjadinya erupsi.
3.      Proses di atas dapur magma
          a)  Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan antara gravitasi bulan dengan terjadinya gempa dan aktivitas vulkanik di daerah tengah laut[4]. Meskipun efek pasang laut sangat kecil dan tidak secara langsung dapat menyebabkan gempa bumi, namun dapat menjadi pemicu terjadinya gempa dan aktivitas vulkanik.
       b) Pergantian musim dingin ke musim semi di beberapa negara, khususnya yang memiliki puncak gunung tertutup salju dapat memicu terjadinya erupsi. Ketika memasuki musim semi, temperatur Bumi akan meningkat dan menyebabkan es di puncak gunung mencair. Beban yang menutupi gunung akan berkurang secara drastis, struktur lereng akan berubah, dan dapat memicu terjadinya erupsi.
      c) Badai Typhoon dapat memicu terjadinya erupsi. Hal ini terjadi karena ketika badai, tekanan di puncak gunung akan lebih besar dari bagian lereng.

Apakah Gempa Lombok dapat menyebabkan gunung api di sekitarnya meletus?
Beberapa waktu yang lalu, Indonesia beberapa kali mengalami gempa bumi di wilayah timur Indonesia salah satunya Lombok. Menurut BNPB melalui laman berita Tribun News, Lombok diguncang gempa berkali-kali dalam kurun waktu yang singkat di antaranya yaitu pada 29 Juli 2018, 5 Agustus 2018, dan 19 Agustus 2018 dengan kekuatan lebih dari 6 SR, serta lebih dari 10 gempa susulan lain dengan kekuatan 4-5,6 SR yang dirasakan[5].
Seringnya terjadi gempa di kawasan lombok menimbulkan pertanyaan “Apakah gempa Lombok dapat menimbulkan gunung api di sekitarnya meletus?”. Makalah ini akan membahas dan menjawab pertanyaan tersebut.

METODE
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada makalah ini adalah studi literatur beberapa paper, jurnal, artikel, dan berita di internet. Data yang dicari berkaitan dengan waktu terjadinya letusan gunung, dan kondisi terkini gunung api di sekitar Lombok.

DATA DAN ANALISIS
Secara umum, setiap gunung api memiliki periode letusan tersendiri. Hal ini berkaitan dengan periode produksi magmanya. Namun, ada juga pemicu-pemicu lain yang dapat menyebabkan gunung api meletus di luar periodenya seperti yang telah disebutkan di bagian pendahuluan atau malah tidak meletus pada periodenya. Sehingga penentuan kapan gunung api akan meletus memang sulit diperkirakan. Berikut merupakan data letusan beberapa gunung api aktif di sekitar Lombok berdasarkan laman ESDM:
Tabel 2. Data letusan beberapa gunung api aktif di sekitar Lombok hingga tahun 2014[6].
No.
Nama Gunung
Tahun Letusan
1
G. Sangeangapi
1911
1912
1927
1953
1864 - 1967
1985 - 1987
1997 - 1999
2009
2
G. Agung
1808
1821
1843
1963




3
G. Tambora
1812
1815
1819
1847
1913



4
G. Rinjani
1915
1944
1966
1994
2004
2009



Periode letusan terpendek G. Sangeangapi adalah 1 tahun. Aktivitas G. Sangeangapi terakhir yang tercatat di situs web resmi ESDM adalah pada tahun 2009 berupa kenaikan aktivitas seismimisitas. Namun, pada tahun 2014 dan 2017 juga diketahui adanya aktivitas vulkanik G. Sangeangapi. Pada September 2018, status G. Sangeangapi berubah menjadi Waspada[7].
Pada 25-29 November 2017 G. Agung mencapai puncak erupsi, kemudian aktivitasnya terus menurun. Pada 10 Februari 2018 statusnya turun dari Level Awas menjadi Level Siaga. Pada 27 Juni 2018 G. Agung mengalami erupsi, disusul tanggal 2 Juli 2018, dan terakhir pada 27 Juli 2018. Menurut laman ESDM, tidak terjadi erupsi setelah Gempa Lombok. Hal ini kemungkinan karena gas di dalam perut bumi tidak terakumulasi maksimal. Gas di dalam perut bumi keluar ke permukaan secara perlahan akibat adanya gempa yang mengganggu sistem vulkaniknya.
G. Tambora pernah menjadi sumber musibah terbesar dalam sejarah. Letusannya pada 1815 berdampak hingga ke wilayah Eropa yang menyebabkan tidak ada musim semi pada tahun tersebut sehingga terjadi kelaparan hebat[1]. Saat ini, aktivitas G. Tambora masih terpantau Normal. Sedangkan apabila dilihat dari tahun 1915, G. Rinjani memiliki periode letusan rata-rata 26,3 tahun. Sehingga pola selanjutnya dapat terjadi sekitar tahun 2020[3]. Saat ini kondisi G. Rinjani juga masih Normal. Setelah tahun 2000, Rinjani juga telah mengalami beberapa erupsi kecil, sehingga apabila nanti 2020 Rinjani meletus, kecil kemungkinan letusannya akan sebesar pada tahun 1915 atau bisa saja letusan terjadi tidak pada tahun 2020.
Dari data-data di atas, tidak ada data bahwa Gempa Lombok secara langsung dapat menimbulkan letusan gunung api di sekitarnya. Namun dengan melihat kasus G. Agung, dapat dikatakan bahwa gempa dapat memengaruhi kondisi gas dan tekanan di dalam perut bumi. Gempa dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan di dalam kantong magma, sehingga selain dapat menggagalkan erupsi, gempa dapat pula menjadi pemicu terjadinya erupsi. Hal tersebut tergantung bagaimana kondisi magmatik dan tekanan di dalam kantong magma.

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, Gempa Lombok memang dapat memengaruhi keadaan vulkanik pada gunung api di sekitarnya, misalnya pada Gunung Agung. Pengaruhnya tidak selalu memicu letusan, namun bisa juga malah menggagalkan letusan gunung api. Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa Gempa Lombok dapat secara langsung mengakibatkan gunung di sekitarnya meletus. Gempa hanya menjadi pemicu terjadinya letusan atau juga bisa memicu kegagalan erupsi. Erupsi gunung api bergantung pada bagaimana kondisi magmatik di dalam gunung tersebut. Erupsi gunung api merupakan kejadian yang tidak dapat diramalkan kapan terjadinya karena kondisi kantong/dapur magma yang dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu.

DAFTAR PUSTAKA

[1]   Pratomo, I. (2006). Klasifikasi Gunung Aktif di Indonesia, Studi Kasus dari Beberapa Letusan Gunung Api dalam Sejarah. Jurnal Geologi Indonesia, 209-227.
[2]   Vulcanology Survey of Indonesia, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. (t.thn.). Diambil kembali dari ESDM: https://www.esdm.go.id/assets/media/content/Pengenalan_Gunung_Api.pdf.
[3]   Abdurrachman, M. Disampaikan pada kuliah umum Studium Generale ITB. (2018, September 26). Dr. Eng.
[4]   Kasahara, J. (2015, September 29). Diambil kembali dari ResearchGate: https://www.researchgate.net/publication/11250450_Geophysics_Tides_earthquakes_and_volcanoes.
[5]   Destryawan, D. (2018, September 21). BNPB: Terjadi 1005 Kali Gempa Susulan di Lombok Sejak 5 Agustus 2018. Diambil kembali dari Tribun News: https://m.tribunnews.com/amp/nasional/2018/08/21/bnpb-terjadi-1005-kali-gempa-susulan-di-lombok-sejak-5-agustus-2018.
[6]   Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (2014). Data Dasar Gunungapi Indonesia. Diambil kembali dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunung-api.
[7]   Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (2018, September 16). Laporan Kebencanaan Geologi 16 September 2018. Diambil kembali dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/kegiatan-pvmbg/berita-harian-kebencanaan-geologi/2412-laporan-kebencanaan-geologi-16-september-2018.

Pengalaman Magang di PT Honda Trading Indonesia

Magang di PT Honda Trading Indonesia? Mungkin sebagian dari kalian mengira ini adalah perusahaan yang menjual motor/mobil honda? atau ba...